serpihan kisah yang hampir terlupakan..

melihat dan merasakan antara realita dalam metamorfosa hanya sebuah catatan perjalanan

Minggu, 20 November 2011

biografi flsuf socrates

alohaaaa semuaaaa....
mau ngepost sedikit tentang socrates si filsuf dari yunani, yang katanya gurunya plato...
check it out :)



Socrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM bapaknya tukang pembuat patung dan ibunya bidan. Pada permulaannya socraters mau menuruti jejak bapaknya tetapi ia berganti haluan dari membentuk batu menjadi patung menjadi membentuk watak manusia.

Masa hidupnya hamper sejalan dengan perkembangan sophisme di Athena. Pada hari tuanya Socrates melihat kota tumpah darahnya mulai mundur, setetlah mencapai puncak kebesaran yang gilang gemilang. Ia pandai bergaul dengan segala jenis umur dan ajaran filosofinya tak pernah ditulisnya, melainkan dilakukannya dengan perbuatan dengan cara hidup. Socrates seorang yang sederhana dfan tabiatnya berjalan disekeliling kota dengan alasan padang rumput dan pohon kayu tak memberi pelajaran apapun padaku, manusia ada”. Ia selalu bertanya dengan sungguh-sungguh kepada seseorang karena ingin tahu. Dengan jalan bertanya itu ia memaksa orang tempat bertanya supaya memperhatikan apa yang ia tahu dan hingga mana tahunya. Tujuan Socrates ialah mengajar orang mencari kebenaran yaitu kebenaran yaitu kebenaran yang berlaku untuk selamanya. Sikapnya itu adalah suatu reaksi terhadap ajaran sophisme yang merajalela diwaktu itu. Ia berkata yang ia ketahui Cuma satu yaitu bahwa ia tak tahu.

Socrates tidak pernah menuliskan filosofinya, jika diperhatikan malahin ia tidak pernah mengajarkan filosofi melainkan hidup berfilosofinya. Bagi dia filosofi bukan isi, bukan hasil bukan ajaran yang berdasarkan dogma melainkan fungsi yang hidup. Disini berlainan pendapatnya dengan guru-guru sophis yang mengajarkan bahwa semuanya relatife dan subyektif dan harus dihadapi dengan pendirian ang skeptic, Socrates berpendapat bahwa kebenaran itu tetap dan harus dicari.

Dalam mencari kebenaran ia tidak memikir sendiri melainkan setiap kali ia berdua dengan orang lain dengan jalan tanya jawab dan metodenya disebut maieutik. Menguraikan seolah-olah menyerupai pekerjaan ibunya sebagai dukun beranak.

Socrates mencari pengertian yaitu bentuk yang tetap daripada sesuatunya sebab itu ia selalu bertanya: apa itu? Apa yang dikatakan berani apa yang disebut indah, apa yang bernama adil? Pertanyaan tentang “apa itu” harus lebih dahulu daripada “apa sebab”. Hal ini sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Anak kecilpun mulai bertanya dengan “apa itu”. Oleh Karena jawab tentang itu “apa itu” hrus dicari dengan Tanya jawab yang makin meningkat dan mendalam, maka Socrates diakui pula sejak keterangan Aristoteles sebagai pembangun dialektik pengetahuan.

Sekian dulu postingannya, tunggu postingan selanjutnya :)





0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda